Jumat, 03 September 2010

Profesi Dhea


Siapa yang bakal menyangka, dunia yang dulu sangat aku hindari kini malah aku berada di dalamnya?
Sungguh tiada yang luput dalam pandanganNya, manusia hanya bisa berencana namun tetap penentu segala adalah Allah Sang Sutradara terhebat!!

”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. [QS.2:216]

Menjadi guru ataupun pengajar bukanlah sebuah cita-cita buatku apalagi bisa jadi profesi, ih enggak banget. Zaman bocah dulu seringkali cita2 itu berubah kadang mau jadi dokter, mau jadi pilot, jadi polwan dan segudang profesi lainnya sampai akhirnya Wartawan adalah profesi yang sangat aku cita2kan saat itu. Bagaimana tidak, jika hampir setiap hari ke sekolah bawa tape recorder, suka wawancara temen2, reportase kecil2an, bahkan ketika maen dengan temen rumah juga bawannya tape recorder..[anak yang aneh, segitu terobsesinya]...

Kegemaranku akan dunia jurnalis tak sampai di situ bahkan ketika duduk di bangku SMU, aku lebih menyenangi berita2 politik, berharap bisa jadi politikus [berubah lagi cita2nya], pengen kuliah di jurusan hukum tapi akhirnya aku lebih jatuh hati dengan dunia komunikasi karena kegemaranku berbicara di muka umum..

Alhamdulillah, lepas SMU aku memilih Komunikasi Penyiaran Islam di sebuah kampus negeri ternama di Jakarta, setelah sebelumnya harus rela tak lolos seleksi ikut ujian masuk D3 Komunikasi di universitas negeri di Depok. Di sini besar harapan bisa jadi broadcaster handal, bisa jadi penyiar skaligus reporter, mengembangkan bakat jaman bocah dulu.


Kuliah di Jurusan yang sangat aku sukai dan lulus dengan nilai Cumlaude tak menjadi jaminan aku bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangku, sebelum lulus [saat sedang garap skripsi] aku malah tersasar ke dunia pendidikan dan menjadi pengajar eskul serta subject teacher Art di sebuah SDIT di Bekasi, padahal kemahiran mengajarpun tak kumiliki, namun berbekal belajar dan training, masa2 sulit mengajar dan membuat Lesson Plan pun dapat teratasi. 


Di tahun pertama sukses jadi guru ’dadakan’ di level Sekolah Dasar, sampai dibilang ’tersesat ke jalan yang benar’. Tapi ternyata shock itu terjadi dua kali, lepas wisuda dengan label sarjana komunikasi aku malah diamanahi untuk mengajar kali ini di level TK dan Playgroup!!..luarbiasa!!..semakin mentok ilmunya...lumayan panik, tapi seperti tersadar, seorang Dhea ngajar anak TK??..jadi inget ada dosen dulu di kampus yang suka banget ngeledek,

kayaknya kamu cocok jadi guru TK deh Dhea, tiap hari nyanyi muluk”, 

candaan yang berubah jadi kenyataan dan benar saja dengan amanhku saat itu menjadi Wakasek TKIT dunianya ’gw banget’, tiap hari berkicau, padahal anti banget aku dengan anak kecil, namun setelah amanah itu datang sekarang malah cinta banget dengan anak kecil, seorang sarjana komunikasi ngajar Playgrup!!..tapi semua mesti disyukuri tho?

Rasa penasaran yang tinggi membawaku untuk terus berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangku Islamic Broadcast, selain karena ingin kabur juga dari dunia pendidikan. Dua Tahun berada di dunia pendidikan seperti mimpi, tak pernah terbayangkan, saat dimana aku mulai bermain dengan puluhan anak didik, bermain bersama puluhan anak usia dini dan menjajaki jihad tarbawi. Sebuah ilmu baru telah ku kantongi, pasti indah skenarioNya.

Tepat di tahun ke dua dalam jihad tarbawi aku coba jajaki dunia tulis menulis, bergabung bersama sebuah penerbit buku di Bogor, hasil kerjasama dengan Diknas. garap ribuan buku referensi perpustakaan. luarbiasa lagi!!..menjadi penulis adalah satu dari sekian banyak obsesiku sejak dulu dan perlahan IA mulai mewujudkannya. di sini, aku belajar banyak, menulis naskah, ngedit buku, mengatur traffic buku, layout buku [jadi dikit2 bisa design ni--], ilustrasi [gambar2 aneh pake frihen :D] sampe cara bikin buku [proses produksi buku hingga packaging]. LUARBIASA!! ilmu baru lagi....dan profesi ini masih aku lakukan hingga kini meski hanya frilen [freelance]. 


Dan Alhamdulillah Allah terus memberi kemudahan, kini aku tengah menikmati profesiku sebagai penyiar sekaligus jurnalis di sebuah stasiun radio islam swasta di Jakarta. 'Ala kulli hal alhamdulillah...

Satu tahun menjalani profesi itu lumayan jatuh bangun sebab di sini aku memulainya dari nol, menjadi assabiqunal awwalun--menjadi penyiar, bikin program, reportase, jadi operator semua dilakukan sendiri dan ini tantangan sekaligus ilmu baru buatku. Perlahan kemahiran itu mulai dimiliki paling tidak sebuah pencapaian luar biasa dalam satu tahun ini meskipun bukan dunia baru buatku. Selama setahun ini pun aku juga mulai berbagi ilmu dengan adik2 SMP di sebuah SMPIT di Bekasi. Mengajar ilmu bidangku Jurnalistik Radio. Alhamdulillah kesempatan juga ngajar anak2 SMP. Aneh, di saat ingin kabur dari dunia Pendidikan aku justru didekatkan olehNya dengan dunia ini, lagi2 aku berusaha untuk mencerna maksudNya.

Namun nampaknya Allah memiliki rencana lain, aku tak diperbolehkan menyimpan ilmu itu sendiri, aku dimintaNya untuk berbagi, berbagi bersama adik2 angkatanku di jurusan. Awalnya memang aku berencana sekedar share berbagi keilmuan dg mereka namun dosen menyarankan untuk membuatnya secara profesional dan aku diminta untuk mengajar mata kuliah Siaran Radio selama satu semester, kaget bukan main pastinya, minta jadi assdos malah jadi dosen beneran, amanah yang tidak maen2.

Apajadinya, seorang Dhea ngajar mahasiswa??!!..
Dosen, bukan
Titel S2, juga belum

Ni dosen ngigau kali ya...masa mahasiswa S1 ngajar mahasiswa?? Apa kata dunia??
Tapi setelah diberikan pemahaman bisa dimengerti,

kamu itu dosen matakuliah profesi, tidak perlu titel master apalagi doktor untuk bisa mengajarnya, cukup dia seorang yang profesional di bidangnya. Matakuliah ini porsi prakteknya lebih banyak dibandingkan teori. Tidak perlu ragu apalagi khawatir, contoh saja ada seorang penyiar radio di sebuah stasiun radio ternama di Jakarta yang mengajar mahasiswa di kampus negeri di Bandung, padahal kuliah S1-nya saja tidak tamat, namun profesinya sebagai penyiar yang membuatnya profesional dan berbagi ilmu dengan mahasiswanya”. [ini penjelasan sang dosen]

Akhirnya mantaplah diriku untuk menerima pinangan profesi ini, menjadi dosen di kampusku di jurusanku tercinta untuk adik2 angkatanku. Banyak harapan yang tersembul akhirnya, paling tidak dengan ini bisa membuatku untuk pulang kampus, kembali dengan dunia kampus dengan hingar bingarnya, berbagi ilmu dengan adik2 dan tentu memotivasi aku untuk bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi lagi [Postgraduate]—obsesi terakhir yang masih menunggu untuk direalisasikanNya--. Allahumma amiinn..
Namun keraguan mulai menyertai, membayangkan gimana ya saat ngajar nanti?, bagaimana jika aku bertemu dengan mahasiswa yang bandel?..bagaimana kalau ternyata matakuliah aku membosankan?..bagaimana klo ada adegan ’pembantaian’ dosen???..hal2 menakutkan terlintas. Jadi ingat saat aku masih jadi mahasiswa, dulu g ada dosen yang g kenal dengan seorang ’trouble maker’ kayak Dhea, setiap semester baru saat dosen masuk kelas pasti pertanyaan pertama yang muncul adalah...

mana yang namanya Dhea”?...

sampai2 ada dosen yang selalu warning ke dosen baru,

 "hati2 dengan mahasiswa bernama Dhea"

g ada dosen yang lupa gimana Dhea yang bawel, tukang kritis, suka jailin dosen, bikin dosen nangis sampe keluar dari kelas bahkan yang ekstrim dia g ngajar lagi dan digantikan dosen lain..uuppppss jahat banget ya gw [?]...tapi g semua dosen gw kerjain hanya beberapa di antara mereka yang memang layak untuk dikasih ’pelajaran’, entah itu karena gaya ngajarnya, materi yang disampaikan, menyulitkan mahasiswa bakal jadi sasaran empuk dan korban gw selanjutnya, jadi bukan karena g enak menurut gw aja tapi memang terbukti dan dirasakan oleh seluruh mahasiswa...bisa2 gw di balcklist kalo semua dosen gw kerjain..hihi...

Tapi kejailan dan keramean gw diimbangi dengan keseriusan belajar, tak jarang pada akhirnya dengan bekal kritis gw bisa dapet poin lebih sehingga nilai bisa baik dan akhirnya para dosen kaget saat predikat mahasiswa terbaik di tingkat Universitas, Fakultas dan Jurusan melekat di diri gw saat wisuda. Ga nyangka mahasiswa se’bandel’ gw bisa berprestasi. Hehe..Alhamdulillah....

tapi kembali aura negatif menyelimuti, kekhwatiran itu masih ada, mudah2an ga karma...
dan awal perkuliahan itu dimulai....[eng-ing-eng]..

Datang lebih awal ke kampus selaen ingin adaptasi juga memang selama ramadhan ini waktu perkuliahan dimulai 30menit lebih awal. Banyak dzikir, sebab ternyata dapet info dari dosen lain kalo kelas tempat aku ngajar mahasiswanya rame’ dan sedikit ’warning’ [wadoo jadi parno gini]...tuh kan...mudah2an gw g kena karmanya karena dulu suka ngerjaian dosen.

5 menit jelang waktu ngajar dosen yang ngajar sblm gw dan skaligus tentangga gw--pak Noor-- tergopoh2 masuk ruangan dan ’sedikit panik’, memberikanku sedikit warning terhadap kelas KPI smt 7 ini. Soal anak2nya yg sedikit tidak sopan malah kelewat rame’, hati2 dg mahasiswa dg nama si A, B,C..[waa banyak]..hehe gw Cuma nyengir doang, gw jadi inget masa saat gw kuliah, klo dipikir2 gw kan gokil juga suka jailin dosen, bawel, rame, haha kyknya smw yg jelek2 ada di gw, tapi berprestasi dung..nah skrg gw malah dapet anak2 mahasiswa yg ’gw banget’..haha..mudah2an g karma...hihi..humm pake taktik apa ya??..hoo baikla kita masuk saja dl..

Masuk kelas, anak2 masih sholat karena mmg baru usai kuliah, tak lama berselang, bocah2 lelaki masuk terlebih dahulu,,
hallo kak!”..
hay..sapaan yang hangat...seperti ketemu teman lama, gerombolan anak cowok ini langsung akrab dg beberapa obrolan ringan sembari menunggu yg lainnya masuk kelas. Eh g dinyana ada om Fu..hoho..dosen pavorit gw ini ngakunya mu liat gw ngajar..halah...om..kayak inspeksi, tapi beneran kangen..lama bgt tak bersua..jadilah makin rame obrolannya.

Taklama perkuliahan dimulai, gw tatap satu persatu mata mereka, jadi penasaran se’ganas’ apa c mereka, apa bener yg di khawatirkan pak Noor?..atau hy shock theraphy sajah?..
”oke kalian bole seenaknya di kelas ini, tapi maaf kali ini saya yang berkuasa!”..itu kalimat pamungkas mengawali jumpa perdana sore ini dan sejenak kelas yg tadinya riuh rendah pun senyap smw mata tertuju pada sang bintang, gw!!..

bukan gw namanya klo g bisa ngatasin anak2 yg rada2 ’aneh, mungkin karena gw besar di dunia TEATER, banyak cara mudah untuk menarik perhatian orang lain [cariperhatian] ditambah bekal pengalaman yang otodidak dari ngajar anak semi autis, anak SDIT, TKIT, SMPIT, SMU hingga Mahasiswa pasti selalu ada cara untuk bisa ’menaklukkan’ mereka. Mudah2an ’amunisi’ gw cukup ampuh buat mereka.

Oke Class, kita mulai perkuliahan siaran radio hari ini, tapi Dhea mw tau dulu, di smt 7 dg mata kulih siaran radio apa sbnrnya yg tmn2 inginkan dg mata kuliah ini?
Nah di sesi ini byk suara, satu persatu mulai unjuk gigi, saling nyeletuk dan g mao kalah, semua berebut ngomong dan mw narsis..sangat dipahami karena gw sendiri pernah berada dalam masa ini. Tapi tentu semua ada aturannya, tapi asik aja tuh saat mereka pun berbinar2 melihat apa yang bakal kita lakukan di mata kuliah ini, gw sendiri senengnya girang banget, pgn banget jingkrak2 dan nunjukin klo gw seneng py adek kelas yg bersemangat belajarnya, meskipun ga bisa dipukul rata smw, yah maklum baru awal perkuliahan..

Kuliah perdana kala itu pun dimulai dg intermezo, kenalan ala penyiar radio..hehe unik...padahal dah mu maghrib yg tadinya hy 1 jam jadi bener2 usai jem 6 sore mendekati ifthor..hwalah...seru juga, gw selalu suka di awal perkenalan mereka menggambarkan secara singkat ttg diri mereka, haa..dah tau mereka narsis tapi gw malah ngajak mereka narsis, tapi fine,,so far so gud..gw selalu menggunakan cara ini [perkenalan narsis] buat tau karakter mereka masing2, paling g gw tau gmn ngadepin mereka secara personal, karena smw bisa di nego, tentu dg pendekatan personal. Mudah2an kelas ini bisa juga berkarya tidak sekedar berkoar yg tong kosong!!
Semua nampak antusias meski ada beberapa yg akhirnya melarikan diri krn takut, humm..izin ke belakang tapi g balik2—kabur!!

Di akhir perkuliahan gw ajukan kontrak kuliah selama satu semester dan gw pengen ada deal yg kita sepakati, meski tidak mengikat tapi harus dipatuhi, nah jatohnya fleksibel pan, gw persilahkan siapapun untuk berkarya, lebih segalanya, tapi tetep peraturan milik gw karena ini kelas gw!!..humm..jadi inget saat ngajar di SIT, cara ini sama tapi smw jadi luarbiasa, mereka patuh tapi tidak ada batas antara guru dan anak. Gw hy pgn punya kelas yang tetap smart, tapi tidak kehilangan persahabatannya. Karena gw pgn kita bersahabat sehingga apapun permasalahannya bisa kita sharing laksana teman ataupun sodara...mudah2an berjalan dg baik.

Yang luar biasa, karena ini adalah mata kuliah praktisi jadilah harus byk praktek dibandingkan teori, gw ingin meng-cover smw ilmu siaran radio dlm 1 smt, mudah2n nyampe,,

”jadi saya ingatkan bahwa kehadiran bukan segala tapi 80% kehadiran membantu nilai Anda, ilmu bukan segala tapi bisa ahli di matakuliah ini adalah syarat kelulusan dan bisa jadi keahlian yg luar biasa, dan saya tidak sehebat yg kalian lihat tapi paling tidak saya bisa share apa yg udah saya dapet slm ini. Jadi pilihan itu ada pada Anda karena memang cerdas itu pilihan”.

Di mata kuliah ini akan sedikit teori namun praktek yg bakal bejibun jadi sayang banget klo sekali saja kalian melewatkannya karena matakuliah ini tidak ada siaran tunda....saya ingin selama satu semester ke depan kita bisa sahabatan, bisa kerjasama dan ditunggu partisipasinya”.

Hahaha,,ajaib!! seluruh kelas berdiam diri, terpaku, entah apa yg disaksikan, mudah2an sebuah pemahaman yg didapet..ini baru permulaan!!..pertempuran yg sbnrnya baru bakal dimulai!!..bismillah..*mohon bimbingan dan kerjasamanya*


Sore itu di lantai 3 kampusku..
Allah menegurku bahwa benar dalam firmanNya tidak semua yang kita sukai adalah yang terbaik buat kita begitupun sebaliknya, bisa jadi apa yang kita benci justru Allah malah semakin mendekatkannya pada diri kita, termasuk kasus gw yang ga doyan ngajar sekarang malah jadi profesi kedua setelah penyiar. Dan kalaupun ternyata hal yang disukai dan tidak disukai bertemu dalam satu waktu, Dhea menyebutnya BONUS. Double bonus atau malah triple BONUS..Ala kulli hal Alhamdulillah..
Allah jadikan ilmu yang Dhea miliki menjaga Dhea dari jilatan api neraka, mendatangkan keberkahan dan bermanfaat...Allahumma amiinn..

Notes: sekedar tahadduts binni'mah