Rabu, 25 Mei 2011

LIST MAHASISWA TUGAS PRESENTER DI LAATAHZAN TV

Berikut List Mahasiswa smt6 [094] Komunikasi Penyiaran Islam UNJ Tugas Presenter di LAATAHZANTV :


1. Yusuf Fauzi
2. Willy Azwendra
3. Jamaludin
4. Jiyadul Rifki
5. Raihan Al Kamil
6. Advent Jose
7. Ilyas Rosyadi
8. Fildzah Kamaliyah
9. Dini Sulastri
10. Ani Anjani
11. Dwi Nor'aeni
12. Edi Purnomo
13. Fina Sukmawati
14. Lily Meutia
15. Zahra Oktavianti
16. Nurrohmah Dina
17. Alvi
18. Aida
19. Rahmawati
20. Siti Rumsari
21. Restu
22. Nur Isnayanti
23. M.Angga
24. Ulin Ni'mah
25. Abdullah
26. M.Hafid
27. Irfan Baihaqi
28. Syifa Faudziah
29. Uswatun Hasanah
30. Elga Septyan
31. Iqbal Tawakal
32. Adzni
33. Basofy
34. Muslim Naid
35. M.Firman
36. A. Fatahillah
37. A.Haidar
38. A.Sofyan
39. Rifki HR
40. Hendro
41. Abu Dzar


Untuk Jadwal waktu Presenter bisa hubungi bu Emile 081316177448 / 08567792626 di studio LAATAHZANTV



Cyber Building 10th Floor
Jl. Kuningan Barat No.8
Jakarta 12710 Indonesia

Sabtu, 21 Mei 2011

SANG MUROBBIYAH

Allah…

Tiada yang mampu terucap selaen Engkau, belum kering airmataku selama satu pekan ini Kau senantiasa mengingatkan aku akan dzikrul maut yang sejatinya sangat dekat. Setelah kecelakaan Ayah hampir 3 pekan lalu, kemudian suatu pagi di pekan lalu sebagai bentuk kecintaanMu pada kami, kembali sosok murobbiyah kami ustz.Suharni [Isteri Ust.Tamin—Mantan Ketua DPC Pondok Gede dan Mantan Redaktur Majalah Sabili] harus pergi meninggalkan kami, tak banyak yang terekam sosok beliau, terakhir kami satu halaqoh memang pernah ‘berguru’ padanya karena murobbiyah kami memiliki keperluan [karena sakit yg mengharuskan bedrest], jadilah selama hampir 2 bulan kami bersama beliau, sosoknya yang bersahaja ditambah ketegasan yang beliau miliki membuat kami segan terhadapnya namun semakin terpacu untuk menjadi kader muslimah sejati. Selamat jalan ummi…

Kesedihan selanjutnya datang seperti berurutan, sahabat dan kakak kami penulis nasional yang karya2nya juga mendunia harus Kau ‘jemput’ pula hari Rabu lalu [18/5] Mba Nurul F.Huda, aku mengaguminya sebagai sosok penulis yang sungguh luarbiasa, karya2nya sering menjadi inspirasi tulisanku setelah mba Asma Nadia dan mba Helvy Tiana Rossa, semoga Allah juga melapangkan kuburmu mba..we love you…

Dan kini, masih dalam pekanMu, hanya berselang 2 hari kembali Kau ‘jemput’ Ummi, Murobbiyah, Da’iyah kami Ustz. Yoyoh Yusroh dalam sebuah kecelakaan mobil dini hari tadi [21/5] jam 03.30, Allah…Kau pasti memiliki rencana atas semua ini, dan tumpahlah airmata ini, kembali Kau ‘Jemput’ mutiara kami, sosok yang sangat bersahaja. Tidak banyak yang kutahu akan sosoknya, yang kutahu ia adalah ustazah yang hebat, ibu dari 13 anak yang semuanya Hafiz dan Hafidzoh, keluarga penghafal Alqur’an, di tengah kesibukannya sebagai anggota dewan hafalannya juga luarbiasa, hingga beliau mendirikan Alqur’An Center Ummu Habibah, Wanita yang sungguh hebat dan luarbiasa, Allahu yarham…

Tidak banyak yang terekam kebersamaanku dengan Almarhumah, terakhir yang kuingat aku pernah mewawancarainya dalam sebuah kesempatan saat beliau baru pulang dari kunjungan Parlemen ke Gaza dan dalam rangka memberikan bantuan untuk rakyat Gaza. Saat itu beliau mengisi acara yang diadakan oleh mahasiswa UI tahun lalu dan dimeriahkan oleh nasyid Shoutul Harokah dan Izzatul Islam. Aku datang agak telat, selain karena memang pada awalnya tidak memiliki rencana untuk datang ke acara tersebut namun entah mengapa naluri jurnalisku lebih kencang berdetak, saat itu hati kecilku mengatakan “kapan lagi bisa bertemu dengan ustz.Yoyoh’ siapa tahu bisa jadi narsum di radio”, entah ini sebuah guyonan atau bahkan firasat dan kini aku hanya bisa menitikkan airmata saat teringat akan ucapan yang nampaknya Allah belum mengizinkan.

Masih teringat jelas usai acara seperti biasa aku tak pernah bisa melewatkan ‘moment’ dimana dan kapanpun selama berpotensi menjadi berita maka aku akan mengejarnya, sejak awal mengikuti acara tersebut aku selalu bertakbir dan terus menatap wajahnya, bagaimana ia bercerita soal Gaza, perjuangannya bersama rekan2 untuk mampu masuk melewati perbatan demi perbatasan, saat bagaimana ia bersama rekan hampir berada diujung maut demi menghantarkan ‘tugas’ dan titipan saudara2 muslim Indonesia untuk Palestina dan mereka rela melakukannya karena tugas dakwah, Negara dan tentu ‘panggilan jihad’, gema takbir sontak menggentarkan ruangan. Tiba2 aku mencintai sosoknya, Ustz. Yoyoh.

Usai acara aku sudah mewanti2 panitia untuk mewawancarai beliau secara LIVE ke radio, namun karena padatnya kegiatan beliau panitia menawarkan untuk berdialog di mobil saja di parkiran kampus, akhirnya dengan tergopoh2 aku harus mengejar beliau yang sudah standby di mobil bersama sang suami H. Budi Dharmawan,

“mohon maaf, bisa ikut mobil kami saja jika ingin wawancara?”

Sapaan hangat yang tentu aku tak bisa menolak ajakan tersebut, akhirnya dengan keberanian aku masuk mobil beliau dan mulai melaju ke lokasi agenda berikutnya yakni KNRP di daerah Ragunan.

“mohon maaf ya mba, kami terburu2 harus mengejar rapat di KNRP, takut terlambat”

Subhanallah, padahal rapatnya baru akan mulai setengah jam lagi tapi ketakutan akan waktu membuat aku semakin cinta dengan sosoknya.

“apa yang bisa kami bantu?, mbanya dari mana ya?”

Ups aku hampir lupa kalau di sini aku sedang bertugas, keasikan melihat pasangan suami isteri di mobil ini, suaminya pak Budi menyetir dengan santai meski aku menilainya agak sedikit tergesa sementara almarhumah duduk di kursi depan bagian kiri dan aku di bagian belakang, mobil sedan yang kami kendarai jadi tidak terlalu jauh jaraknya. ‘amunisi’ jurnalis sudah kusiapkan sejak tadi,

“saya Dhea Qotrunnada dari Radio Sabili”

Ujarku seraya mengeluarkan ID PERS SABILI, ustazah Nampak yakin meski harus kembali bertanya,

“media barunya SABILI ya?, sukses ya buat media Islam”

Wah, aku semakin tergugah, perjalanan yang lumayan panjang dari Depok ke Ragunan, dengan sigap aku mulai mewawancarai beliau secara LIVE sekaligus merekamnya, tentang bagaimana perjalannya selama ke Gaza Palestina, kronologis sampai kerja2 dakwah dan kisah2 wanita Palestina di sana, suasananya demikian cair, sesekali kami mengurai tawa agar tentu tak terlalu kaku, satu hal yang aku ingat dalam perjalanan itu, setiap traffic Light yang dilalui selalu ada yang khas dari pasangan suami isteri ini, keduanya selalu menyiapkan uang recehan untuk anak2 jalanan atau pun pengamen, subhanallah pandangan yang jarang kutemui, santun, ramah, penyayang, menjadi anggota DPR tak membuat Ibu 13 anak ini membusungkan dada, menjadi wakil rakyat adalah amanah terbesarnya. Bahkan saat beliau bercerita tentang bagaimana perjuangan dan pengalamannya saat harus bertemu dengan tentara Israel di perbatasan saat itu ia dan rekannya hampir berada di ujung maut, matanya sedikit berkaca2 begitupun sang suami, handphone dan tape recorderku saja nyaris terjatuh jika tidak pada akhirnya dibantu oleh ustazah untuk dipegangnya sendiri. Sepanjang perjalanan hanya kemesraan yang tercipta, mobil yang kami tunggangi juga wangi aromaterapi yang memang sengaja dipasang, meskipun beberapa kali aku sempat terbatuk2 menahan asapnya,

“maaf ya mba, terganggukah?biar saya kecilkan”,

Ternyata pak Budi sang suami juga sedikit batuk, ada sedikit guyonan diantara mereka hingga kemudian ustazah mengecilkan aroma terapi tersebut. Saat itu ada pikiran nakal yang menari2, hum..jika ada penghargaan pasangan paling romantis aku akan menyematkannya untuk keduanya.

Tak terasa perjalanan kami sudah hampir sampai di KNRP, sebelum turun berulang kali beliau berpesan jadilah media islam yang jujur membangun kepercayaan diri, dan berulang kali pula ia meminta untuk tak segan2 berbincang dengan wakil rakyat, wah ustazah kalau semua wakil rakyat kayak ustazah mah hayuk aja gumamku dan bahkan satu hal yang membuat aku kembali berdecak kagum akan sosoknya adalah saat dimana kami bertukar nomor hape dan beliau bersedia untuk menjadi narsum jika diperlukan..Allah..hingga kini aku hanya mampu menangis jika mengingatnya, Allah Sang pemilik rencana hanya IA yang Maha tahu apa yang terbaik dan hingga kini aku belum berhasil membawanya untuk berbincang di studio ‘korak api’ kami hingga wawancara itulah wawancara pertama sekaligus yang terakhir buatku.

Dan kini, disela2 proses pemakaman almarhumah aku semakin menyesali diri karena aku tak bisa berada di tengah2 mereka para kader. Tokoh nasional, ikhwan, akhwat dan masyarakat Indonesia yang menghantarkan kepergiaannya karena tugas Negara-ku yang tak dapat ditinggalkan, namun di waktu DHuha tadi kusempatkan untuk sholat Ghaib semoga segala kebaikannya diterima Allah dan dimudahkan serta dilapangkan kuburnya atas do’a2 anak2nya yang sholeh dan sholeha.

Aku pun yakin banyak rekam kebaikan, siapapun yang pernah bersama beliau, baik dalam hitungan tahun, bulan, hari atau bahkan jam seperti diriku. Lihat saja, proses pemakaman beliau penuh sesak semua ingin mendoakan dan menyolati beliau, seorang sahabat di akun twitternya bahkan mengatakan suasana ini sama seperti ketika perginya Sang Murobbi Allahuyarham ust. Rahmat Abdullah.

Dan kini, sosok itu telah pergi meninggalkan kami, mutiara hati dan bangsa ini, putri terbaik negeri, sosok Bunda jutaan kader kami, SANG MUROBBIYAH kami. Dan aku pun bersyukur dapat bersama dengan beliau meski hanya hitungan jam yang sarat makna.

Lihat, sedemikian cintanya Kau pada saudara kami hingga mereka yang sangat baik sosok dan kepribadiannya Kau ‘jemput’ lebih dulu, sungguh bulan ini menjadi begitu indah karena telah Kau ingatkan kami akan dzikrul mautMu yang begitu dekat, hantarkan kami pula pada peraduanMu dengan khusnul khotimah seperti saudara2 kami yang Kau lebih cintai mereka dalam balutan kasihMu, jutaan do’a untuk kebaikan mereka dunia akhirat.

Selamat jalan, Ummi, Bunda, Ustazah…
“SANG MUROBBIYAH”
Kuatkan kami agar kami mampu melanjutkan estafeta dakwah ini, seperti tulusnya sosok dan kerja dakwahmu Lillahi Ta’ala…

Profil Ustadzah Yoyoh Yusroh

Ibu dari 9 putra dan 4 putri ini termasuk di antara 50 orang pendiri Partai Keadilan (PK). "Lima orang pendiri perempuan. Saya satu di antara 5 orang itu," paparnya kala itu.

Ketika PK baru dibentuk ia diminta untuk menjadi Ketua Departemen Kewanitaan. Setelah satu tahun ia mengundurkan diri lalu diamanahi menjadi Ketua MPP (Majelis Pertimbangan Partai). Istri dari H. Budi Dharmawan ini ketika terjun ked unia politik tidak pernah terpikir olehnya untuk menjadi anggota DPR. Pertamakali Yoyoh Yusroh masuk DPR ketika ia diminta untuk menggantikan rekannya dalam periode PAW.

Pada periode lalu Yoyoh terlibat dalam pembuatan UU PKDRT (Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga), UU PPILN (Perlindungan Pekerja di Luar Negeri) dan UU Praktik Kedokteran. Kini ia terlibat dalam Pansus Rancangan UU Pornografi dan Pornoaksi sebagi Wakil Ketua Pansus dan Rancangan UU Rancana Jangka Panjang Pembangunan Nasional. Dia pernah menjabat di Komisi VIII sebagai Wakil Ketua.

Yoyoh adalah salah seorang tokoh pendiri PKS. Wanita yang biasa disapa ustadzah Yoyoh ini dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja.

Ibu dari 13 orang anak ini lahir di Tangerang, 14 November 1962. Dia menjadi anggota DPR sejak tahun 1999 dan sudah menempati sejumlah komisi.

Yoyoh juga kini aktif sebagai anggota Dewan Pakar ICMI Tahun 2005-2010, bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Lansia.

Sejumlah tanda jasa pun pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2000, International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2003, dan Mubaligh National dari Departemen Agama Pusat tahun 2001.

Selamat jalan Ustadzah... Allahumagfirlaha warhamha wa’afihi wa’fuanha

yang sempat terekam oleh rekan kami akan sosok Bunda Yoyoh

berikut foto2 jelang prosesi pemakaman Almarhumah dari twitter bang Ferry Ardian foto prosesi pemberangkatan jenazah Ustz.Yoyoh

sholat jenazah diimami o/ ustadz dr.salim diikuti oleh ribuan jamaah #bundaYoyoh #fb
'sang murobbiyah' tetap tsenyum dlm balutan kain kafan.. #bundaYoyoh #fb
buku ucapn bela sungkawa di rmh dinas dpr..saat ini jenazah almh blm tiba tp pelayat sdh ramai #bundaYoyoh #fb
ini foto almarhumah, mujahidah dakwah, ustadzah yoyoh yusroh bsama keluarga.. -____- #fb

sumber profil dan foto: